Mengenal Gangguan Spektrum Autisme Pada Anak

MENGENAL GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME PADA ANAK


Gangguan Spektrum Autisme (autism spectrum disorder, ASD) adalah istilah untuk sekelompok gangguan perkembangan. Istilah ini digunakan karena tidak setiap anak yang memiliki gangguan autis memiliki gejala yang sama.Istilah ‘spektrum’ mengacu pada berbagai gejala, tingkat fungsi intelektual, kekuatan, dan tingkat kerusakan (pelemahan) yang dapat dimiliki orang dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Individu dengan gejala ASD sering dikaitkan dengan gejala gangguan lainnya, termasuk epilepsi, depresi, kecemasan dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).Keterkaitan ASDGangguan Spektrum Autisme (ASD) adalah istilah yang pertama kali digunakan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders versi 5 (DSM-5) yang dirilis Mei 2013. Diagnosis ini meliputi beberapa diagnosis DSM-IV TR, yaitu Gangguan Autistik, Gangguan Asperger, Gangguan Disintegratif Masa Kanak-kanak, dan PDD-NOS.Gangguan Perkembangan PervasifAutisme membentuk inti dari gangguan spektrum autisme.

Sindrom Asperger paling dekat dengan autisme dalam tanda-tanda dan kemungkinan penyebabnya. Tidak seperti autisme, orang dengan sindrom Asperger biasanya tidak memiliki keterlambatan yang signifikan dalam perkembangan Bahasa.

PDD-NOS didiagnosis ketika kriteria tidak dipenuhi untuk gangguan yang lebih spesifik.

Sindrom Rett dan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berbagi beberapa tanda/gejala yang sama dengan dengan autisme tetapi mungkin memiliki penyebab yang tidak terkait sehingga membedakan dua gangguan ini dari ASD, tetapi semua kelompok kondisi di atas masuk ke dalam gangguan perkembangan pervasif.

Spektrum autisme diperkirakan mempengaruhi sekitar 1% orang (62,2 juta secara global pada 2015).

Pria didiagnosis lebih sering menderita gangguan spektrum autisme daripada wanita.

Perbandingan ASD

Gejala Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Gejala ASD biasanya terlihat pada usia antara satu dan dua tahun.

Gejala ASD

Untuk memenuhi diagnosis gangguan spektrum autisme, individu harus menunjukkan dua tipe gejala, yaitu:

1. Defisit Pada Ranah Komunikasi dan Interaksi Sosial

a. Kemampuan Berkomunikasi

Defisit komunikasi umumnya ditandai oleh gangguan mengenai perhatian bersama dan timbal balik sosial, tidak paham dengan isyarat bahasa verbal, dan keterampilan komunikasi nonverbal yang buruk seperti kurangnya kontak mata dan gerakan yang berarti serta ekspresi wajah.

Perilaku bahasa yang biasanya terlihat pada anak-anak dengan autisme mungkin termasuk bahasa yang berulang atau kaku, minat khusus dalam percakapan, dan pengembangan bahasa yang tidak lazim.

Bahasa Yang Berulang Atau Kaku

Ekspresi bahasa pada anak dengan gangguan spektrum autisme sering ditandai dengan bahasa yang berulang dan kaku.

Seringkali anak-anak dengan ASD mengulang kata-kata, angka-angka, atau frasa tertentu selama interaksi, kata-kata yang tidak terkait dengan topik pembicaraan.

Mereka juga dapat menunjukkan kondisi yang disebut echolalia di mana mereka menanggapi pertanyaan dengan mengulangi penyelidikan bukannya menjawab.

Namun, pengulangan ini dapat menjadi bentuk komunikasi yang bermakna, cara individu dengan ASD mencoba mengungkapkan kurangnya pemahaman atau pengetahuan mengenai jawaban atas pertanyaan tersebut.

Minat Khusus Dalam Percakapan

Ini juga umum bagi individu dengan ASD untuk mengkomunikasikan minat yang kuat dalam topik tertentu, berbicara dalam monolog seperti pelajaran tentang semangat mereka daripada memungkinkan komunikasi timbal balik dengan siapa pun yang mereka ajak bicara.

Apa yang tampak seperti keterlibatan diri atau ketidakpedulian terhadap orang lain berasal dari perjuangan untuk menyadari atau mengingat bahwa orang lain memiliki kepribadian, perspektif, dan minat mereka sendiri.

Pengembangan Bahasa Yang Tidak Lazim

Mereka mungkin tidak menggunakan bahasa tubuh atau mungkin mengabaikan isyarat seperti kontak mata dan ekspresi wajah jika mereka memberikan informasi lebih banyak daripada yang dapat diproses oleh orang lain pada saat itu.

Mereka juga kesulitan mengenali ekspresi emosi yang halus dan mengidentifikasi apa arti berbagai emosi untuk percakapan.

Mereka berjuang untuk memahami konteks percakapan dan mengalami kesulitan membentuk kesimpulan tentang konten. Ini juga menghasilkan kurangnya kesadaran sosial dan ekspresi bahasa seperti orang tanpa ASD.

Banyak anak-anak dengan ASD mengembangkan keterampilan berbahasa pada kecepatan yang tidak rata di mana mereka dengan mudah memperoleh beberapa aspek komunikasi, sementara tidak pernah sepenuhnya mengembangkan aspek-aspek lain.

Dalam beberapa kasus, anak-anak tetap sepenuhnya nonverbal sepanjang hidup mereka, meskipun dengan tingkat melek huruf dan kemampuan komunikasi nonverbal yang bervariasi.

b. Kemampuan Interaksi Sosial

Keterampilan sosial menghadirkan tantangan terbesar untuk individu dengan ASD.

Masalah jangka panjang yang mungkin terjadi pada penderita ASD termasuk kesulitan dalam menciptakan dan menjaga hubungan, mempertahankan pekerjaan, dan melakukan tugas sehari-hari.

Perkawinan kurang umum bagi mereka dengan ASD. Banyak dari tantangan ini terkait dengan pola perilaku dan komunikasi atipikal mereka.

Semua masalah ini berasal dari gangguan kognitif. Kesulitan dalam proses pemikiran ini disebut “teori pikiran” atau kebutaan pikiran yang menerjemahkan bahwa pikiran mengalami kesulitan dengan proses pemikiran serta menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka.

2. Perilaku, Minat, Atau Aktivitas yang Terbatas dan Repetitif

Gangguan spektrum autisme diperkirakan mengikuti dua kemungkinan, meskipun sebagian besar orang tua melaporkan bahwa gejala terjadi dalam tahun pertama kehidupan.

Satu kemungkinan lebih bersifat bertahap, di mana orang tua melaporkan kekhawatiran dalam perkembangan anak selama dua tahun pertama kehidupan dan diagnosis dibuat sekitar usia 3-4 tahun. Beberapa tanda awal ASD dalam kasus ini termasuk:

1. Penurunan frekuensi melakukan tatap muka

2. Kegagalan untuk bereaksi (menoleh) ketika nama dipanggil

3. Kegagalan untuk menunjukkan minat dengan memperlihatkannya atau menunjuk sesuatu

4. Kemampuan untuk play pretend tertunda.

Kemungkinan perkembangan kedua ditandai dengan perkembangan normal atau mendekati normal diikuti oleh hilangnya atau regresi (penurunan) keterampilan dalam 2-3 tahun pertama. Regresi dapat terjadi dalam berbagai bidang, termasuk komunikasi, sosial, kognitif, dan keterampilan membantu diri sendiri; namun, regresi yang paling umum adalah hilangnya bahasa.

Model Zebrafish ASD

Secara keseluruhan, literatur dan penelitian yang ada menekankan pentingnya intervensi dini dalam mencapai hasil jangka panjang yang positif.

Penyebab Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang dapat menderita gangguan spektrum autisme belum diketahui secara pasti.

Riset-riset yang dilakukan oleh para ahli medis menghasilkan beberapa hipotesa mengenai penyebab gangguan spektrum autisme.

Dua hal yang diyakini sebagai pemicu gangguan spektrum autisme adalah faktor genetik atau keturunan dan faktor lingkungan seperti pengaruh zat kimiawi ataupun vaksin.

WHO telah mencabut penelitian terkait vaksin yang dianggap sebagai pemicu gangguan spektrum autisme. Sampai saat ini juga tidak ada bukti kuat yang mendukung bahwa gangguan spektrum autisme disebabkan oleh pemberian vaksin. Penggunaan thimerosal, yang mengandung merkuri dan dianggap sebagai pemicu gangguan spektrum autisme, dalam pengawetan vaksin telah diberhentikan namun angka autisme pada anak semakin tinggi.

Sedangkan, para ahli masih sepakat terkait risiko memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme akan lebih besar jika memiliki kerabat dengan riwayat gangguan spektrum autisme dan kondisi genetik tertentu.

Riset yang dilakukan terhadap anak autistik menunjukkan bahwa kemungkinan dua anak kembar identik mengalami gangguan spektrum autisme adalah 60% – 95% sedangkan kemungkinan untuk dua saudara kandung mengalami gangguan spektrum autisme hanyalah 2,5% – 8,5%. Hal ini diinterpretasikan sebagai peranan besar gen sebagai penyebab gangguan spektrum autisme sebab anak kembar identik memiliki gen yang 100% sama sedangkan saudara kandung hanya memiliki gen yang 50% sama.

Penanganan Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Penanganan ASD

Penting untuk diingat bahwa sekali sudah diidentifikasi, anak-anak dengan ASD dan keluarganya harus memiliki informasi, layanan, referensi, dan dukungan praktis yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan individu mereka.

Belum ada obat dan perawatan untuk menyembuhkan autisme, meskipun mereka yang mengidap Sindrom Asperger dan mereka yang memiliki autisme dan memerlukan sedikit dukungan atau tidak sama sekali akan lebih mungkin untuk mengalami berkurangnya gejala dari waktu ke waktu.

Obat-obatan dapat digunakan untuk mencoba membantu memperbaiki masalah-masalah terkait tertentu. Bukti untuk mendukung penggunaan obat-obatan, bagaimanapun, tidak terlalu kuat.

Tujuan utama pengobatan adalah untuk mengurangi tekanan dalam keluarga dan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian fungsional.

Program pendidikan khusus yang intensif dan berkelanjutan serta terapi perilaku di awal kehidupan dapat membantu anak-anak memperoleh keterampilan perawatan diri, sosial, bahkan pekerjaan di masa yang akan datang.

Secara umum, IQ yang lebih tinggi berkorelasi dengan respon yang lebih besar terhadap pengobatan dan perbaikan hasil pengobatan. Meskipun intervensi berbasis bukti untuk anak-anak autis bervariasi dalam metode mereka, banyak mengadopsi pendekatan psikoedukasi untuk meningkatkan kognitif, komunikasi, dan keterampilan sosial sambil meminimalkan perilaku masalah.

Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Speech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan Applied Behavior Analysis (ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku.

Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua, maka sangat penting bagi mereka untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme. Sangat disayangkan masih minim data ilmiah yang mampu mendukung berbagai jenis terapi yang dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini.

Tidak ada pengobatan tunggal yang terbaik dan pengobatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Belum ada jaminan apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan efektif.

Sumber:
WHO
Wikipedia